Melanjutkan
tulisan sebelumnya, aku masih kurang 5 cara lagi untuk mengatasi writer’s
block, ya.
Yuk
kita bahas lagi tips berikutnya:
Menonton
Film
Tips
yang satu ini awalnya aku temukan dari kegemaran suamiku menonton film.
Hampir
setiap malam sepulangnya dari kantor, suamiku akan mengajakku untuk menikmati
satu film. Dulu aku suka protes. Menonton film di laptop selama kurang lebih
1,5 jam – 2 jam, bagiku adalah pemborosan waktu. Bayangin saja, kalau dalam 1
jam aku bisa dapat 2 halaman (misalnya) maka dalam dua jam itu aku bisa dapat 4
halaman. Sayang banget kan waktu dibuang gitu aja untuk menonton film.
Lama-kelamaan,
ketika aku tidak bisa meneruskan naskahku di bagian-bagian tertentu, aku malah
jadi suka ikut suamiku menonton film. Apa pun film yang tersedia (maksudnya
yang ada di laptop suamiku) akan aku tonton. Dan ternyata, ketika mengalami
writer’s block, lalu menonton film, ternyata aku malah menemukan ide-ide baru
yang bisa kutuangkan di naskah yang tadinya mandeg.
Jadi,
film apa saja yang harus ditonton yang bisa membangkitkan ide-ide untuk
dituliskan?
Jawabannya:
Semua film, bahkan kalau perlu film yang genrenya berbeda dengan genre naskah
yang sedang kita tulis J
Sumber Gambar: moviepilot.com |
Oh
iya, aku juga pernah membaca tips-tips menulis dari berbagai artikel di
internet, juga dari diskusi dengan teman-teman penulis lain di Facebook atau di
jejaring sosial lainnya. Ternyata, menonton film adalah salah satu cara terbaik
untuk membunuh writer’s blog. Dengan menonton film, kita jadi memiliki gambaran
nyata tentang setting suatu cerita, pengembangkan masing-masing karakter,
dialog, dan unsur-unsur lainnya, yang diperlukan dalam sebuah karya fiksi.
Sumber Gambar; tabloidnova.com |
Menonton
film tidak hanya berguna untuk penulisan karya-karya fiksi, seperti cerpen,
novel, dan lain sebagainya. Namun dari menonton film, kita juga bisa
menghasilkan karya-karya nonfiksi yang menggugah, menginspirasi, dan jauh lebih
‘hidup’.
Coba
nonton film ‘Life of Pi’, lalu cobalah tulis sebuah karya nonfiksi tentang
perjuangan hidup yang menginspirasi, hidup yang penuh syukur, atau perjuangan
seorang anak untuk bertahan hidup, dan ide-ide lain yang bisa digali lebih
dalam dari film tersebut.
Membaca
Buku
Ketika
aku mengalami kebuntuan dalam proses menyelesaikan naskah-naskahku, maka cara
lain yang paling sering kugunakan adalah membaca. Itulah sebabnya, ketika ada banyak
pertanyaan yang diajukan tentang ‘Bagaimana caranya agar bisa menulis?’
Maka
jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan ini adalah MEMBACA.
Kegiatan
menulis itu berbanding lurus dengan kegiatan membaca. Semakin banyak kita
membaca, maka akan semakin mudah kita menulis. Aku paling suka menggunakan
analogi gelas berisi air.
Coba
bayangkan sebuah gelas yang kosong. Maka tidak ada apa pun di dalam gelas itu
yang bisa keluar atau tumpah. Kemudian, coba isi gelas kosong tadi dengan air
yang terus mengalir, maka lama-kelamaan air di dalam gelas itu akan tumpah dan
ikut mengalir keluar dari gelas begitu saja.
Hal
ini sama dengan proses menulis. Ketika kita membaca, maka ada banyak kosakata
yang kita serap. Ada banyak ilmu pengetahuan yang nantinya bisa kita alirkan
kembali melalui tulisan-tulisan kita. Semakin banyak kosakata yang kita miliki,
akan semakin mudah pula kita menulis. Semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita
miliki, maka semua karya tulis kita akan semakin kaya dengan ilmu yang bisa
kita bagikan kepada pembaca.
Jangan
lupakan satu hal. PENULIS ITU HARUS PINTAR!
Jadi,
banyaklah membaca agar pintar dan tidak terserang writer’s block
Ayat Suci yang Menari Sumber: doc.pribadi |
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar