Senin, 06 Oktober 2014

7 Cara Mengatasi Writer’s Block (Bagian 2)

Melanjutkan tulisan sebelumnya, aku masih kurang 5 cara lagi untuk mengatasi writer’s block, ya.

Yuk kita bahas lagi tips berikutnya:


Menonton Film
Tips yang satu ini awalnya aku temukan dari kegemaran suamiku menonton film. 



Hampir setiap malam sepulangnya dari kantor, suamiku akan mengajakku untuk menikmati satu film. Dulu aku suka protes. Menonton film di laptop selama kurang lebih 1,5 jam – 2 jam, bagiku adalah pemborosan waktu. Bayangin saja, kalau dalam 1 jam aku bisa dapat 2 halaman (misalnya) maka dalam dua jam itu aku bisa dapat 4 halaman. Sayang banget kan waktu dibuang gitu aja untuk menonton film.

Lama-kelamaan, ketika aku tidak bisa meneruskan naskahku di bagian-bagian tertentu, aku malah jadi suka ikut suamiku menonton film. Apa pun film yang tersedia (maksudnya yang ada di laptop suamiku) akan aku tonton. Dan ternyata, ketika mengalami writer’s block, lalu menonton film, ternyata aku malah menemukan ide-ide baru yang bisa kutuangkan di naskah yang tadinya mandeg.

Jadi, film apa saja yang harus ditonton yang bisa membangkitkan ide-ide untuk dituliskan?

Jawabannya: Semua film, bahkan kalau perlu film yang genrenya berbeda dengan genre naskah yang sedang kita tulis J

Sumber Gambar: moviepilot.com

Oh iya, aku juga pernah membaca tips-tips menulis dari berbagai artikel di internet, juga dari diskusi dengan teman-teman penulis lain di Facebook atau di jejaring sosial lainnya. Ternyata, menonton film adalah salah satu cara terbaik untuk membunuh writer’s blog. Dengan menonton film, kita jadi memiliki gambaran nyata tentang setting suatu cerita, pengembangkan masing-masing karakter, dialog, dan unsur-unsur lainnya, yang diperlukan dalam sebuah karya fiksi.

Sumber Gambar; tabloidnova.com
Menonton film tidak hanya berguna untuk penulisan karya-karya fiksi, seperti cerpen, novel, dan lain sebagainya. Namun dari menonton film, kita juga bisa menghasilkan karya-karya nonfiksi yang menggugah, menginspirasi, dan jauh lebih ‘hidup’.
Coba nonton film ‘Life of Pi’, lalu cobalah tulis sebuah karya nonfiksi tentang perjuangan hidup yang menginspirasi, hidup yang penuh syukur, atau perjuangan seorang anak untuk bertahan hidup, dan ide-ide lain yang bisa digali lebih dalam dari film tersebut.


Membaca Buku

Ketika aku mengalami kebuntuan dalam proses menyelesaikan naskah-naskahku, maka cara lain yang paling sering kugunakan adalah membaca. Itulah sebabnya, ketika ada banyak pertanyaan yang diajukan tentang ‘Bagaimana caranya agar bisa menulis?’

Maka jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan ini adalah MEMBACA.

Kegiatan menulis itu berbanding lurus dengan kegiatan membaca. Semakin banyak kita membaca, maka akan semakin mudah kita menulis. Aku paling suka menggunakan analogi gelas berisi air.

Coba bayangkan sebuah gelas yang kosong. Maka tidak ada apa pun di dalam gelas itu yang bisa keluar atau tumpah. Kemudian, coba isi gelas kosong tadi dengan air yang terus mengalir, maka lama-kelamaan air di dalam gelas itu akan tumpah dan ikut mengalir keluar dari gelas begitu saja.

Hal ini sama dengan proses menulis. Ketika kita membaca, maka ada banyak kosakata yang kita serap. Ada banyak ilmu pengetahuan yang nantinya bisa kita alirkan kembali melalui tulisan-tulisan kita. Semakin banyak kosakata yang kita miliki, akan semakin mudah pula kita menulis. Semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki, maka semua karya tulis kita akan semakin kaya dengan ilmu yang bisa kita bagikan kepada pembaca.

Jangan lupakan satu hal. PENULIS ITU HARUS PINTAR!
Jadi, banyaklah membaca agar pintar dan tidak terserang writer’s block

Ayat Suci yang Menari
Sumber: doc.pribadi


(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar