Rabu, 20 Maret 2013

Montase

Montase - Windry Ramadhina
Akhir-akhir ini saya terpikir untuk belajar menulis resensi dari novel-novel yang aku baca. Karena menurutku, dari membuat resensi aku bisa merangkum atau mengambil inti dari sebuah bacaan dan kelak akan berguna pula agar aku bisa menuliskan kisah yang bagus di buku-bukuku. So inilah resensi pertama yang kubuat. Selamat membaca.

Pengarang : Windry Ramadhina
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 398

Aku berharap tak pernah bertemu denganmu.
Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku. Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanmu.
Tapi ...
Kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua denganmu. Menikmati waktu yang bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.

Ketika melihat Montase terpajang di toko buku, yang memikatku pertama kali adalah tampilan kovernya yang hitam putih, terlihat sederhana namun sangat berkelas. Lalu yang berikutnya adalah blurp yang ada di cover belakang. Meski selama ini yang aku tahu, Blurp tidak selalu bisa dijadikan patokan untuk menentukan bagus tidaknya sebuah buku. Namun entah kenapa, novel ini seperti memiliki magnet yang akhirnya membuatku membawanya menuju ke meja kasir.

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis Jepang yang kuliah di IKJ bernama Haru Enomoto. Gadis ini berpembawaan canggung yang membuatnya terlihat gugup dan mudah melakukan kesalahan sepele. Ia suka sekali salah masuk ruang kelas dan menjatuhkan berbagai benda yang sedang dibawanya. Dan pembawaan Haru yang aneh bin ajaib ternyata mengundang ketertarikan Rayyi, mahasiswa di kampus yang sama dengan Haru.

Pesona Haru yang tidak sengaja tertangkap kamera Rayyi membuat Rayyi menyadari bahwa gadis itu sangat menarik, meski ia belum benar-benar menyadari perasaannya sendiri. Mereka berteman, melakukan banyak kegiatan bersama bahkan sering pula bersama-sama mengerjakan tugas kuliah mereka.

Lalu Haru jatuh sakit. Dari Bev, teman mereka berdua, Rayyi tahu bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan Haru. Namun ia tidak memiliki keberanian untuk segera mencari tahu. Sampai akhirnya Haru berpamitan untuk pulang ke Tokyo, Rayyi mengejar Haru ke bandara dan mendapatkan pengakuan yang mengejutkan. Tidak lama kemudian, Haru dikabarkan meninggal dan Rayyi yang menyesali perasaannya yang datang terlambat membuatnya selalu merayakan ulang tahun Haru. Selama dua tahun, Rayyi mengingat ulang tahun Haru dan merayakannya.

Ketika aku membaca Haru meninggal dan sudah tak ada lagi kenangan yang bisa dilalui Rayyi bersama Haru, aku sempat berpikir, selesailah sudah cerita ini. Tapi kenyataan yang kudapatkan di bagian akhir cerita ternyata sangat manis. Endingnya benar-benar mengejutkan J

Tema-tema sejenis ini memang sudah banyak sekali ditulis di dalam buku-buku novel romance yang ramai beredar saat ini. Pertemanan yang berkembang dan menimbulkan perasaan sayang, lalu berakhir dengan perpisahan akibat kematian, sakit dan lain sebagainya. Namun di Montase, Windry membalut kisahnya dengan cara dan sudut pandang yang berbeda.

Kepribadian para tokoh, terutama kepribadian Haru sempat membuat aku berpikir, kalau seandainya aku laki-laki, mungkin saja aku akan jatuh cinta pada gadis itu juga. Begitu pula dengan kepribadian Rayyi yang berkembang seiring dengan perjalanan kisah mereka. Satu kata yang bisa kukatakan untuk novel ini adalah keren.

Secara keseluruhan, novel ini sangat sayang untuk dilewatkan. Tetap menjadi bacaan asyik pengisi waktu luang. Diksi yang digunakan Windry tetap manis, sama seperti novel-novel Windry lainnya. Ulasan di bagian awal cukup memikat dan mengundang rasa penasaran. Tapi dibutuhkan kesabaran penuh untuk melewati bab-bab awal :p

Bagi pembaca yang suka dengan alur yang cepat, bagian awal Montase cukup melelahkan dan membuat kita ingin cepat-cepat berpindah ke halaman berikutnya. Meski sebenarnya, bagian awal novel ini cukup menarik untuk dibaca sebagai pengetahuan baru bagi orang awam.


Ada banyak sekali ulasan tentang sinematografi yang membuat para orang awam sepertiku bisa mengerti dunia sinematografi hanya dengan membaca sebuah novel. Bukankah novel yang bagus adalah novel yang bisa memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya? Benar begitu kan?

Selamat berburu dan menikmati buku ini ya 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar