Review Terobsesi padamu
Tagline : Cinta Itu Nggak Pake Logika
|
foto doc. pribadi |
|
|
|
Judul :
Terobsesi Padamu
Penulis :
Widya Ross
Penerbit :
Buana Sastra (Imprint PT. Bhuana Ilmu Populer)
Tahun Terbit : 2013
ISBN 10 :
602-249-559-8
Blurp
Ezra! Laki-laki yang sangat kupuja. Demi dia aku rela
perawatan di salon yang mahalnya amit-amit. Ngutang pula. Meskipun teman-teman
agak kurang setuju aku pacaran sama dia, aku nggak peduli. Aku sering
membayangkan kisah cinta kami yang berakhir bahagia. Tapi... ada yang salah
sama Ezra. Dia tiba-tiba menghilang! Usut punya usut, Ezra ternyata mau nikah.
Hiks! Demi apa dia tega. Pokoknya aku mau balas dendam, aku akan susun rencana
biar dia sama calonnya ngerasain sakit hati yang aku rasain!
Review
Selina Kartika dilamar Ariel Noah? Ya ampun, pasti
seluruh penggemar cowok tampan itu bakal iri setengah mati dengan dirinya.
Inilah kisah yang mengawali buku Terobsesi Padamu ini. Tapi benarkah Selina
dilamar Ariel? Bukannya saat ini Ariel sedang pacaran sama Sophia (hehehe...
saat membaca bagian pertama buku ini, aku langsung mikir kalau ini adalah
impian terdalam penulisnya :p... Abaikan komentar yang menyelinap di sini ya
:v)
Tidak hanya masalah dilamar Ariel tadi saja yang membuat
Selina pusing tujuh keliling. Ia harus menghadapi Mbak Ella, seorang pemilik
salon tempat Selina melakukan perawatan kecantikan. Mbak Ella datang ke kos
Selina untuk menagih utang. Jumlahnya cukup besar untuk anak kos seperti
Selina. Sedangkan saat itu, Selina tidak punya uang. Akhirnya satu
ide gila terlintas dalam pikirannya agar bisa menyelamatkan diri dari kewajiban
membayar utang. Sayangnya, ide gilanya itu berlanjut menjadi
ide-ide gila berikutnya. Apa sebenarnya ide gila Selina sampai membuat seluruh
penghuni kos-nya kalang kabut, ngerjain dokter UGD, sampai membohongi Bapaknya
di kampung? Tapi untungnya, ide gila itu pula yang menyelamatkan hidup Selina
untuk sementara waktu dari kejaran Mbak Ella.
Kalau dipikir-pikir lagi, semua masalah yang dialami
Selina akhir-akhir ini akibat kedekatannya dengan Ezra, mahasiswa calon dokter,
playboy tampan, dan sudah jadi pacarnya selama 4 bulan. Siapa sih yang nggak
bangga jadi pacar Ezra? Dari sekian banyak perempuan yang berebut perhatian
Ezra, Selina tentu saja merasa beruntung karena akhirnya dirinyalah yang jadi
pacar Ezra. Sayang, sikap Ezra pada Selina tidak sesuai dengan harapan
Selina. Gara-gara sikap Ezra itu, Selina sempat berpikir, Ezra sebenarnya
sayang tidak sih sama dia?
Dan gara-gara Ezra itu pula, Selina pernah perang dingin dengan
dua sahabat terbaiknya (Karen dan Ruri), hampir saja membohongi ibunya, dan akhirnya mendapatkan
berita sangat buruk yang hampir saja membuatnya pingsan. Ezra yang kemarin
mengajaknya kencan romantis mau kawin hari ini!
Selina tidak tinggal diam. Hatinya sakit sekali. Apalagi
mengingat semua pengorbanan yang sudah dilakukannya untuk laki-laki itu.
Pokoknya, Selina akan membalas sakit hatinya dan membuat Ezra dan calon
pengantinnya tidak jadi kawin. Keinginan Selina ini ternyata didukung Karen dan
Ruri. Sejak pagi, mereka sudah bersiap-siap dan berencana
menggagalkan pernikahan Ezra.
Berhasilkan rencana Selina membalaskan sakit hatinya pada
perlakuan Ezra? Apa sebenarnya yang sudah dilakukan Ezra selama ini
sampai-sampai Selina merasa tertipu? Dan benarkah harapan masa depan yang
selama ini dibayangkan Selina seandainya ia bersama Ezra terjadi?
Pendapatku mengenai buku ini :
Good job, Widya! Inilah kalimat pertama yang ingin
kuteriakkan ke telinga Widya keras-keras kalau dia ada di sebelahku saat aku
selesai membaca buku ini.
Jujur saja, sewaktu cover buku ini luncur di media
sosial, aku langsung bertekad membeli buku ini. Kenapa? Karena aku penasaran.
Naskahku di penerbit ini sempat ditolak karena bahasa yang tidak sesuai.
Sebenarnya belum sempat benar-benar ditolak sih, tapi begitu ada balasan dari
editor tersayang di penerbit ini, aku langsung keder sendiri karena gaya bahasa
yang kugunakan untuk naskahku terlalu baku dan kurang mengalir. Jadi aku narik sendiri sih sebenarnya naskah itu sebelum benar-benar ditolak.... hehehe
Jadi, begitu buku ini sudah kubeli, tanpa buang waktu
lagi aku langsung baca. Pokoknya nggak pakai lama dah. Tahu apa yang akhirnya
kutemukan di buku ini?
- Widya
mengambil tema sederhana tapi luar biasa. Karakter Selina hidup, nyata dan aku
rasa banyak ‘Selina-selina’ lain di dunia nyata ini yang begitu bodohnya
menyanjung cowok tampan tanpa melihat apa yang sudah dilakukan cowok itu ke
dirinya.
- Gaya
bahasa yang digunakan Widya mengalir lancar, sederhana, nggak neko-neko, gak
terlalu banyak diksi-diksi yang mbelibet. Pokoknya serasa sedang bercakap-cakap
dengan seseorang yang duduk di sebelah kita.
- Setting
tidak banyak deskripsi lebay. Sederhana saja. Tapi untuk seseorang yang juga
pernah tinggal di kota Malang cukup lama, aku langsung bisa membayangkan
situasi kota itu secara langsung. Mranggen, Dinoyo... (Ngomong-ngomong, di
daerah Dinoyo itu juga pernah jadi tempat aku pacaran loh... hahaha)
- Alur/plot
mengalir lancar. Runut dan rapi. Dengan alur serapi ini, tanpa sadar aku terus
membalik halaman demi halaman karena penasaran dengan akhir ceritanya.
5. Oh
iya, satu lagi yang tidak bisa hilang dari pikiranku, bahkan setelah 1x 24 jam
aku selesai membaca novel ini adalah karakter Selina itu benar-benar cewek
gokil nan sinting.... hahahaha...
Review ini aku tulis karena aku sangat suka dengan buku
ini. Sederhana tapi meninggalkan kesan mendalam. Ada banyak buku yang sudah
kubaca. (Selama di Banjarmasin satu bulan, aku sudah menghabiskan sekitar 20
buku. Dan baru buku ini yang membuatku tergerak untuk mereview langsung :p )
Sukses terus ya, Widya. Teruslah berkarya dengan gaya
berceritamu yang luar biasa. Dan yang terutama semoga novel ini laris manis ya :)
Label: Resensi