Judul : Writer VS Editor
Penulis : Ria n. Badaria
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2011
Tebal : 312 halaman, 20 cm
Sinopsis :
Hidup terkadang tidak sesuai dengan apa
yang direncanakan... Kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Nuna R.
Mirja, bekerja sebagai pegawai swalayan padahal bercita-cita menjadi penulis.
Nuna menyebutnya sebagai “pelencengan rencana hidup”.
Berkali-kali menerima penolakan dari
berbagai penerbit atas naskahnya sudah cukup menjadi alasan Nuna untuk
melupakan cita-citanya. Hingga ia menerima surat dari salah satu penerbit
yang
menyatakan naskahnya layak untuk diterbitkan. Sepucuk surat yang membuat Nuna
berpikir hidupnya akan mulai berjalan sesuai rencana.
Sayangnya dia salah. Ini justru awal
dari berbagai pelencengan rencana hidup lainnya. Mulai dari mendapat editor
yang sangat menyebalkan untuk naskahnya. Bertemu kembali dengan cinta
pertamanya, sosok sempurna yang selalu membuatnya patah hati, setiap kali ia
menyadari perasaannya takkan pernah tersampikan. Hingga kehilangan orang yang
begitu penting dalam hidupnya, yang mengharuskannya berusaha lebih keras di
antara dilema cinta yang datang tak terduga.
***
Cerita dimulai dengan kisah hidup Nuna
yang bekerja sebagai pegawai swalayan dan bagaimana ia sampai terdampar di
sebuah swalayan waralaba di salah satu sudut kota Bogor tersebut. Ia yang
awalnya bercita-cita sebagai penulis, terpaksa mengurungkan cita-citanya karena
naskah yang telah dikirimkannya ke berbagai penerbit tidak juga mendapatkan
jawaban. Hidup butuh uang. Ia harus bekerja. Menjadi penulis seolah-olah mimpi
yang terlalu muluk bagi Nuna sementara ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya
sekaligus membantu perekonomian keluarganya. Di saat Nuna yakin takdirnya
memang sudah tertulis sebagai pegawai swalayan, tiba-tiba saja kabar bahwa
salah satu naskahnya disetujui untuk diterbitkan oleh Penerbit Global Books.
Sayangnya, kabar menyenangkan itu tidak semenyenangkan apa yang diimpikannya.
Sejak ia mendapatkan kabar itu, hidupnya berubah penuh gelombang masalah yang
tak ada habisnya.
Rengga sama sekali tidak pernah
bercita-cita menjadi seorang editor. Ia terpaksa mengambil pekerjaan ini karena
hanya inilah pekerjaan yang bisa didapatkannya. Meski sebagai editor bukanlah
pekerjaan impiannya, Rengga tetap menjalankan pekerjaan ini dengan
sebaik-baiknya. Ia menjadi salah satu editor handal dan profesional di Global
Books.
Rengga membaca sebuah naskah dari
gunungan naskah yang ada di kantornya. Naskah ini memiliki potensi menjadi best
seller. Ia pun menghubungi penulis naskah tersebut. Sayangnya, untuk
menghubungi penulis tersebut ternyata tidaklah mudah. Rengga benar-benar kesal
dibuatnya. Nuna R. Mirja, penulis naskah tersebut terkesan jual mahal dan sok
sibuk. Karena Nuna yang dianggapnya bertingkah, Rengga pun menyusun rencana
untuk membalas dendam kekesalan hatinya dengan cara mengerjai Nuna.
Mereka pun bertemu. Dua manusia yang
mengalami pelencengan jalan hidup dari impian mereka yang sebenarnya dihadapkan
pada konflik penyatuan dua pribadi yang berbeda, termasuk menyatukan visi untuk
mewujudkan satu naskah hingga akhirnya bisa dicetak menjadi buku. Tidak hanya
konflik tentang bagai interaksi kerja sama mereka dalam menyelesaikan naskah
tersebut saja yang hadir di tengah mereka berdua, namun ternyata konflik mulai
berubah dengan adanya campur tangan dua hati yang mulai mengalami ketertarikan
antara satu sama lainnya.
Rengga dikhianati Masya, kekasih yang
hanya mengeruk isi dompetnya lalu mencampakkannya begitu saja. Nuna gundah
dengan kehadiran cinta pertamanya, seorang laki-laki perfeksionis yang ternyata
menjadi atasan di kantor Global Books, tempat Rengga bekerja. Cinta, masalah
hidup, masa lalu, impian semua berbaur menjadi satu hingga membuat semua tokoh
yang terlibat di dalamnya harus berusaha mencari jalan keluar untuk
permasalahan yang mereka hadapi. Ada banyak kejutan tak terduga di dalam novel
ini yang tidak saya duga, yang membuat saya terus membalik halaman demi halaman
untuk mengetahui kelanjutan kisahnya.
Novel yang ditulis oleh Ria n. Badaria
(yang dinobatkan sebagai Penulis Muda Berbakat Terbaik Khatulistiwa Literary
Award 2008-2009) ini sebenarnya sudah saya miliki beberapa tahun silam. Bahkan
novel ini sudah saya baca berulangkali karena melihat judulnya yang saya kira
adalah sebuah buku panduan untuk menulis novel bagi para penulis pemula seperti
saya. Nyatanya, ini bukan buku panduan. Ini adalah sebuah novel yang mengangkat
kisah hubungan penulis dan editor (dan tentu saja saya sempat berpikir, memang mungkin
saja terjadi ada hubungan yang seperti ini di dunia nyata).
Secara garis besar, saya suka novel ini.
Alur ceritanya mengalir. Diksinya pas dan terasa manis. Karakter para tokohnya,
terutama Nuna dan Rengga sangat kuat hingga saya bisa membayangkan
masing-masing tokoh tersebut. Oh iya, satu lagi, ada satu tokoh pendukung yang
karakternya sangat bagus di luar kedua tokoh tersebut, yaitu tokoh Radit,
temannya Rengga, editor nonfiksi di Global Books. (Saya malah terpikir, Radit
bagus juga nih jika dibuatkan kisahnya sendiri :p)
Plot di dalam novel ini sangat rapi dan
runut, membuat saya nyaman membaca novel ini hingga selesai. Kisah yang
terangkai di dalam novel ini berkesan sangat alami, seolah-olah inilah kejadian
yang memang banyak terjadi, antara penulis dan editor. Hanya saja, untuk
penggemar kisah dengan konflik bertingkat, konflik di novel ini saya rasa
seharusnya bisa dikembangkan lagi. Misalnya saja dengan adanya teror Bayu,
mantan kekasih Nuna yang hanya diceritakan sekilas. Padahal kalau diceritakan
bahwa Bayu adalah seorang psikopat, pasti ceritanya lebih seru lagi.
Secara keseluruhan, saya sangat
merekomendasikan novel ini untuk siapa saja penggemar kisah metropop, termasuk
para penulis pemula yang ingin bisa menulis novel dengan genre metropop.
Two tumbs buat Ria.
Label: Resensi