Judul :
After School Club
Penulis :
Orizuka
Penerbit : Bentang Belia
Terbit :
Juli, 2012
Tebal :
240 halaman
Sinopsis Back Cover
Aneh. Ajaib. Norak. Tiga kata itu pas
untuk menggambarkan penghuni kelas After School. Kelas ini juga dianggap
sebagai kelas anak-anak “bodoh” oleh seluruh warga sekolah. Gara-gara nilai
Fisikanya jeblok dua kali berturut-turut, Putra harus masuk kelas itu. Ini
bikin Putra yang terkenal cool dan
populer jadi males berat. Apa lagi kalau ayahnya yang angker dan penuntut
sampai tahu, bagaimana dia menjelaskannya?
Tiap hari Putra harus tahan banting menghadapi
keusilan anak-anak After School Club. Ditambah lagi, Cleo, ketua geng After
School Club diam-diam menyukainya. Keusilan anak-anak After School Club
meningkat dua kali lipat demi membantu Cleo PDKT.
Bencana bagi Putra seakan
bertumpuk-tumpuk.
Musibah apa lagi setelah ini?
***
Kisah dimulai dengan keadaan Putra yang
bosan berat dengan kehidupannya, termasuk kehidupannya sebagai pelajar di
sekolah yang juga sama membosankannya. Apalagi kehadiran Rachel yang bagai
stalker, selalu menguntitnya, mengikuti kemana pun ia pergi, sampai-sampai
Putra tidak berminat untuk mengusir perempuan itu dari sisinya.
Lalu semuanya berubah
ketika Pak Latif, gurunya, memanggilnya ke kantor guru dan
mengatakan kalau ia harus mengikuti kelas After School sepulang sekolah
gara-gara nilai Fisikanya dua kali berturut-turut mendapat angka 50. Putra
ingin sekali membantah. Ia tidak ingin waktunya terbuang percuma hanya untuk
mengikuti kelas tambahan sepulang sekolah. Waktunya yang berharga seharusnya
dihabiskannya untuk menamatkan setiap games yang dimainkannya. Namun ancaman Pak
Latif yang hendak memberitahu ayahnya membuat Putra mengalah. Tidak ada pilihan
lain lagi, ia tetap harus mengikuti kelas After School sepulang sekolah.
Kelas After School berisi anak-anak
dodol yang bego. Itulah informasi yang didapatkan Putra dari Rachel. Kelas itu
memiliki tim inti yang terdiri dari Cleo yang disebut-sebut sebagai ketua kelas
sekaligus pimpinan geng konyol iyu. Lalu ada Mario dan Ruby, si kembar yang tak
identik tapi selalu kompak dalam segala situasi. Ada juga Tiar yang pendiam dan
nyaris tak pernah mengeluarkan suaranya, serta Zia yang ke mana pun pergi tidak
pernah meninggalkan kebiasaan berdandan di segala tempat dan waktu yang
dimilikinya.
Sejak hari pertama memasuki kelas After
School, Putra yang dipanggil dengan sebutan ‘Pangeran’, harus selalu
mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi keusilan dan keisengan yang dilakukan
anak-anak kelas tersebut. Ia juga sempat bertekad untuk segera memperbaiki
nilainya dan setelahnya ia bisa meninggalkan kelas konyol itu. Tapi siapa
sangka, ketika nilai 70 berhasil didapatkannya dan ia diijinkan meninggalkan
kelas After School, Putra malah merasa tak rela dan sempat merasa kehilangan.
Di kelas konyol, dodol bin ajaib itu, ia malah merasa diterima dan bisa
merasakan ketulusan serta kekompakan semua penghuninya. Dan perlahan namun
pasti, Putra mulai mengakui dalam hatinya kalau ia merasa sangat nyaman berada
di After School Club tersebut.
Ada pula sebuah kejadian yang terjadi di
luar dugaan saat Tante Vero, kekasih ayahnya, memaksa Putra untuk mengadakan
pesta ulang tahunnya yang keenambelas. Rachel yang tidak menyukai kehadiran
anak-anak After School Club di pesta itu membuat rencana yang menyebabkan Cleo
tercebur ke kolam renang dan harus mendapatkan pertolongan dari Putra.
Pertolongan yang dilakukan oleh Putra
pada Cleo ternyata mengubah hari-harinya menjadi lebih parah. Kegilaan
anak-anak After School pun menjadi dua kali lipat lebih gila, sampai-sampai
Putra sempat merasa ia akan gila jika terus berada di kelas ini.
Kenyataannya, hanya anak-anak After
School Club yang bisa mengubah Putra. Hanya Cleo yang bisa memahami Putra,
termasuk membuat hubungan ayah dan anak menjadi lebih baik. Dan hanya Pak
Ramli, satu-satunya guru yang tahan untuk terus mendampingi penghuni After
School Club.
***
After School Club...
Pertama kali aku memilih buku bergenre teenlit ini karena aku berniat untuk
belajar menulis kisah remaja yang ringan. Selama ini, aku selalu merasa
kesulitan untuk menulis cerita-cerita sejenis ini, apalagi yang konyol, gokil
dan dodol. Nah karena niat belajar menulis teenlit inilah akhirnya aku mulai
berburu buku remaja sejenis ini. Dan pilihanku jatuh pada buku ini. Bukan
karena review-nya sih, tapi karena penulisnya adalah Orizuka (Sekalian
melengkapi koleksi buku Orizuka kepunyaanku).
Pertama membuka halaman-halam pertama di
buku ini, aku langsung bisa menebak kalau buku ini berisi tentang kisah
keseharian remaja di sebuah SMA, ada kisah persahabatan, naksir-naksiran dan
kegiatan ala anak SMA lainnya.
Tapi semakin lama aku mengikuti kisah di
buku ini, ternyata dugaanku tidak sepenuhnya benar. Orizuka dengan manis
memasukkan konflik Putra yang bosan dengan hidupnya yang sebenarnya bergelimang
kemewahan, hubungan Putra dengan ayahnya yang buruk sejak kepergian ibunya,
serta hubungan Putra dengan kekasih ayahnya yang tidak kunjung membaik, meski
pihak kekasih ayahnya sudah berusaha menunjukkan perhatian pada Putra.
Secara plot dan alur yang mengalir
lancar membuat aku bisa mengikuti cerita di dalam buku ini dengan lancar.
Kekompakan dari anak-anak After School Club mengajarkan rasa kebersamaan,
saling pengertian dan persahabatan yang seharusnya ada dalam kehidupan para
remaja di sekitar kita. Toh mengisi masa remaja bukan hanya sekadar
cinta-cintaannya saja kan ya?
Membaca buku ini bisa membuatku ketawa
berkali-kali gara-gara kekonyolan yang dilakukan para penghuni After School,
termasuk Pak Ramli yang juga sebagai guru di kelas tersebut.
Salah satu contoh adegan lucu bin konyol
yang secara ajaib membuatku terbahak yaitu :
“Puput! Nih, mau nggak?” Cleo mendadak
muncul di depan Putra, membuyarkan lamunannya. Putra menatap permen karet
batangan yang disodorkan Cleo, lalu mengulurkan tangan, bermaksud mengambil
satu. Begitu jarinya menyentuh permen itu, dari bungkusnya muncul kecoak yang
menempel di jari Putra.“HUAHAHA! KENA!” sahut Cleo heboh sambil
ber-high five dengan Mario dan Ruby, sementara anak-anak lain ikut tertawa
melihat ekspresi Putra dengan kecoak masih menempel di jempolnya. (halaman 105).
Two
Tumb buat Orizuka. Seperti biasanya, aku selalu menyukai
karakter buatan Orizuka yang bisa dengan mudah memikat hati para pembacanya.
Karakter yang terbentuk di dalam After School ini pun sangat kuat, terutama
Putra yang pendiam dan selalu berkesan cuek, dan Cleo. Oh iya, satu karakter
lagi yang cukup memikat dengan tingkah laku konyolnya adalah Ruby.
Orizuka akan selalu menjadi penulis
favoritku yang kisah-kisahnya terekam dengan baik di dalam kepalaku. Berharap
suatu saat bisa menulis seindah, sekonyol dan sebagus Orizuka.
Good Job, Orizuka J
Label: Resensi