 |
Ai - Winna Efendi |
Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2009
Ketebalan : 288 hal
"Cinta seperti sesuatu yang
mengendap-endap di belakangmu. Suatu saat, tiba-tiba kau baru sadar, cinta
menyergapmu tanpa peringatan"
SEI
Aku
mencintai Ai. Tidak tahu sejak kapan – mungkin sejak pertama kali dia
menggenggam tanganku – aku tidak tahu mengapa, dan aku tidak tahu bagaimana.
Aku hanya mencintainya, dengan caraku sendiri.
AI
Aku
bersahabat dengan Sei sejak kami masih sangat kecil. Saat mulai tumbuh remaja,
gadis-gadis mulai mengejarnya. Entah bagaimana, aku pun jatuh cinta padanya,
tetapi aku memilih menyimpannya. Lalu, datang Shin ke dalam lingkaran
persahabatan kami. Dia membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai.
Kisah novel ini bertema persahabatan
yang menjadi cinta. Lagi-lagi, tema yang sangat biasa dan sudah sering diulas
di berbagai novel kan?
Ai dan Sei bersahabat sejak kecil,
bahkan sejak hari pertama mereka dilahirkan. Rumah yang mereka tinggali berada
di sebuah desa kecil di pinggir pantai dan posisinya bersebelahan. Keluarga Ai
memiliki sebuah pemandian yang terbuka untuk umum dan diberi nama Nakaji.
Sedangkan keluarga Sei memiliki sebuah restoran yang diberi nama Matsumoto.
Mungkin karena posisi rumah yang berdekatan inilah, maka sejak kecil Ai dan Sei
menjadi teman sepermainan, satu sekolah dan bersahabat erat. Di mana ada Sei
maka di situ ada Ai.
Ketika mereka berdua menginjak usia
remaja, datangkan seorang remaja laki-laki yang sebaya mereka yaitu Shin.
Karena Shin bersekolah di sekolah yang sama, Shin masuk dalam persahabatan Ai
dan Sei. Saat inilah, bibit-bibit cinta antara Ai dan Shin dimulai. Sementara
Sei hanya bisa melihat dan mengawasi dari kejauhan.
Kelulusan tiba dan mereka bertiga
melanjutkan kuliah di Universitas Tokyo, tinggal di apartemen yang sama. Saat
mereka tinggal bersama inilah konflik antara mereka bertiga dimulai. Sei
mencintai Ai, Ai mencintai Shin dan Shin yang memang sedari awal sudah memilih
Ai. Ada banyak hal yang terjadi antara mereka bertiga, keinginan untuk saling
membahagiakan, keinginan untuk saling mengerti, bahkan pengorbanan agar bisa
melihat orang lain yang dicintai merasa bahagia. Mereka berusaha keras
mempertahankan persahabatan dalam balutan cinta segitiga, sampai sebuah tragedi
ternyata mengubah semuanya.
Secara keseluruhan, novel ini sangat
nyaman untuk dibaca dan dinikmati. Novel ini sengaja dibagi oleh Winna menjadi
dua bagian, Bagian Sei dan bagian Ai. Masing-masing bagian bercerita tentang persepsi
tokohnya masing-masing, sehingga kita (para pembaca) dibawa masuk untuk
menyelami perasaan masing-masing karakter.
Sejujurnya, novel ini baru aku baca
ketika aku mengikuti Workshop Kepenulisan yang diadakan Penerbit Gradien di
Surabaya. Novel ini menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki para
pesertanya dan menjadi panduan untuk penulisan novel romance. Dan sejak membaca
Ai di awal tahun 2012, aku langsung memburu semua buku Winna Efendi.
Salut untuk Winna Efendi yang dengan
novel Ai meraih Short List Khatulistiwa Literary Award 2009 kategori Penulis
Muda Berbakat. Novel ini sederhana. Tema yang diangkat sangat umum. Tidak terlalu
banyak konflik, hanya berkutat pada perasaan tiga orang tokoh dan satu tokoh
wanita yang nantinya hadir sebagai seseorang yang mencintai Sei. Namun Winna
menyoroti arti persahabatan yang dipertahankan oleh Ai dan Sei.
Coba perhatikan di bagian di mana Ai
harus mengantarkan hadiah-hadiah dari teman perempuannya untuk Sei. Begitu juga
Sei yang kadang menyampaikan ketertarikan teman laki-lakinya pada Ai. Mereka
berdua saling menyukai, memendam rasa suka itu, karena tidak ingin merusak
persahabatan mereka. Bagi Ai dan Sei, jika mereka larut dalam cinta, mungkin
mereka tidak akan bisa lagi bersahabat. Mereka berdua tidak menginginkan hal
itu terjadi. Bagi Ai, Sei adalah dunianya. Begitu juga bagi Sei, hidupnya akan
terasa ganjil tanpa Ai. Secara keseluruhan cerita begitu mengalir sehingga aku
tidak bisa melepaskan buku ini sebelum selesai membacanya.
Sebagai seorang penulis pemula, ada satu
hal yang menjadi point utama pemikiranku hingga hari ini. Ai, dari cover depan,
judul dan sebutan Nakajima dan Matsumoto, aku tahu bahwa setting yang digunakan
adalah sebuah desa di pelosok Jepang. Sisanya, tidak ada lagi setting mendetail
dalam deskripsi panjang lebar. Namun kita tidak memperhatikannya karena larut
dalam alur cerita yang ritmis, manis dan bergulir seperti air mengalir.
Kekuatan Winna membawakan cerita malah
membuat aku sempat tidak mengidahkan setting sama sekali. Dan novel ini cetak
ulang terus hingga tahun 2012, loh.
Penasaran dengan kisah Ai dan Sei,
silakan berburu buku yang satu ini ya J
Label: Resensi