Sebenarnya sudah lama banget cerita ini aku tulis... Pernah aku masukkan di blog
wordpressku tapi habis itu ragu-ragu... Akhirnya kisah ini hanya aku simpan sebagai draft saja.
Tapi aku pikir-pikir inilah perjalanan first love-ku yang mungkin besok-besok gak
akan pernah terulang lagi. Kenangan yang sampai sekarang masih kadang
mengganggu perasaan.......
Pagi ini iseng buka Mp3 sambil
nongkrong di depan komputer…
Sudah jadi kebiasaanku kalau duduk di depan komputer,
Mp3 pastilah menyala..…
Tapi tiba-tiba begitu mendengar LoVe Of My
LiFe-nya Queen, aku seperti diterbangkan pada kisah cinta masa remajaku…
Cinta monyet yang berakhir tragis dan membawa rasa sakit sampai sekarang
jika mengingatnya.
Sepenggal lirik lagu nya :
Love of my life..... you've hurt me,
You've broken my heart..... and now you leave me.
Love of my life can't you see?
Bring it back - bring it back,
Don't take it away from me because you don't know...... what it means to me......
Tahun
1992, ketika itu aku masih
duduk di bangku kelas 2 SMP Santa Maria
Banjarmasin, karena kegiatan basket yang aku ikuti sebagai
ektrakurikuler sekolah, aku kenal dengan cowok badung tapi baik hati dan
cukup favorit loh di kalangan teman-teman cewek ku hehhehe :”> …… Ari…..
Aku dekat begitu saja dengan dirinya gara-gara ia terlalu usil untuk mengganggu …
Hubungan kami semakin dekat karena basket dan les fisika
bareng di rumahnya Ibu Saduwi.
Gara-gara kecelakaan sepeda motor di kencan pertama kamu, akhirnya aku memutuskan menerima cintanya Ari.
Hari-hari terlewati dengan sempurna rasanya saat
itu. Mendengarkan lagu Kangennya - Dewa19 berdua, boncengan naik motor
keliling-keliling di Kayu Tangi, latihan basket sama-sama..….
Wah
hal-hal kecil yang ternyata membuat hatiku serasa penuh bunga-bunga.
Sampai
akhirnya naik kelas 3 SMP dan hampir kelulusan, papaku marah
gara-gara pacaran nilaiku turun drastis. Aku yang biasanya masuk sepuluh besar, langsung kehilangan peringkat bergengsi itu seketika.

Alhasil ultimatum diturunkan ga
boleh lagi ketemu dan pacaran…. heeheh mana bisa ga ketemu… orang masih
satu sekolah dan satu tempat les. Jadilah rumah Bu Saduwi guru Fisikaku
tempat janjian ketemu, pacaran sekalian belajar Fisika… Indah betul
saat itu loh… sangat indah ...
(semoga kalau Bu Saduwi tahu... ga
marah2 ya kalau tempat Lesnya di jadikan tempat pacaran :p... Maap yah
Bu :">)
SMA aku pindah kota ke Malang dan Ari di SMA 7
Banjarmasin. Pacaran jarak jauh dilakoni dengan surat-suratan yang
hampir 2 hari sekali suratnya selalu datang kepadaku tanpa pernah absen.
Di setiap surat selalu diselipkan foto-fotonya …. katanya biar aku ga
lupa.
Terus begitu selama 1 tahun dan hanya bisa ketemu sebentar saat
liburan panjang aku pulang ke Banjarmasin.
Begitu kelas 2 SMA,
Ari - ku ini ga mau lagi sekolah di Banjarmasin, dia memutuskan ikut
pindah juga ke Malang…. ga peduli ntar bakal dimarahin lagi sama papaku.
Dia memutuskan masuk VEDc saja biar cepat kerja katanya….
Sejak saat itulah kami selalu bersama, kemana-mana bareng, hampir
seluruh pelosok Malang sudah kujelajahi berdua…. kenangan indah yang
sampai sekarang masih teringat sampai setiap detilnya dan kadang malah
mengganggu kehidupanku yang sekarang. Batu, Gunung Bromo, Selecta, Cuban Rondo, semuanya pernah kudatangi bersamanya
Tapi ternyata pindah
ke Malang dan masuk VEDC itu merupakan keputusan yang amat sangat
salah!!!!!……
Suatu hari di bulan Agustus 1998, aku menerima telpon dari
kakaknya yang juga tinggal di Malang…. Dia masuk Rumah sakit dalam
keadaan tak sadar. Padahal saat itu terjadi aku hampir seminggu tak
ketemu dia karena kesibukkan ku sebagai mahasiswa baru di ITN Malang…
dan hari saat dia masuk RS itu, kami sebenarnya janjian mau ktemu dan
pergi nonton bareng.
Bayangkan saja bagaimana sakitnya saat itu hatiku…
setelah selama seminggu tak ketemu… tahu-tahu dia kutemui di RS dalam
keadaan sudah tidak sadar. Saat itu aku benar-benar tak mengerti kenapa
bisa terjadi sampai seperti itu. Ternyata belakang hari baru aku tahu
ternyata dia seorang pengguna narkoba dan dia tidak sadar ini adalah
karena OD.
Bagai tersambar petir. Seperti dikhianati dan
sakitnya terasa campur aduk antara benci dan merasa sayang. Dan saat
hari aku ditelpon itu sampai saat setelahnya… dia tak pernah sadar lagi
dan membuka matanya hanya untuk menyapaku “si muka kucing” atau sekedar
menyowelkan jarinya ke hidungku atau mengelus rambutku sebagai ungkapan
sayangnya.
Sakitnyaaaa…. dan sampai sekarang aku masih merasa
sakit dengan cinta yang seperti ini. Inilah Love Of My Life ku….
kesakitan, kerinduan, kebencian menderaku menjadi satu dan mungkin
merusak jalan hidupku selanjutnya karena pikiran tentang dia ini selalu
bergelayut dalam kibasan-kibasan pikiran - pikiranku..
Masa
pacaran yang terlalu panjang untuk ukuran cinta Monyet. 6 Tahun
kebersamaan yang akhirnya aku ditinggalkan tanpa kata apapun. Menurut
aku mending dia menyakitiku dengan kata-kata dan perbuatan sebelum
berpisah …. itu sakitnya tak seberapa dan sebentar juga akan hilang.
Tapi
ditinggalkan seperti ini ternyata membekas sangat dalam. Perhatiannya
kepadaku, rasa sayangnya kepadaku, pengertiannya dan rasa cemburunya….
tak pernah tergantikan.
Tegas, penuh percaya diri, memimpin dan mampu
memutuskan sesuatu dengan cepat.
Sayang keputusannya sebagai pengguna
merusakkan segala impian kami. Akhirnya semua sia-sia dan hanya
meninggalkan rasa sakit kepadaku dalam setiap kelebatan bayangan yang muncul
karena memori yang kadang-kadang tanpa sadar kembali terputar.
Ah… pagi-pagi sudah merasa mellow begini membuat aku serasa tak bersemangat….
Ari,
seandainya kamu bisa membaca dari atas sana… tulisanku hari ini.
Alangkah baiknya kalau saat ini kamu turun lagi aja ke bumi, tolong
cabutkan semua kenangan indah dan rasa sakit ini sehingga aku dapat
dengan mudah melupakanmu. Dan biarkan aku hidup bahagia dan tenang dalam
kehidupanku yang sekarang….
Kisah ini kutuliskan di blogku yang
lama tanggal 19 Maret 2008.
Dan kisah ini pula yang akhirnya kuangkat kembali dalam novelku Love, Edelweiss and Me